hakekat manusia

1. HAKIKAT MANUSIA

Pertanyaan filosofis atau mendasar tentang sosok manusia adalah “What is man , and what of is man made?”Apa dan terbuat dari apa
manusia itu. Untuk menjawab pertanyaan tersebut banyak filosuf dengan pandangan filsafatnya yang memberikan batasan atau definisi tentang manusia. Sigmund Freud misalnya berpandangan bahwa hakikat manusia sebenarnya bisa ditinjau dari struktur jiwa yang dimiliki yang terdiri dari tiga hal yaitu: das Es, das Ich dan das Uber Ich. Das Es bagian dasar (the Id) yang sama sekali terisolasi dari dunia luar, hanya mementingkan masalah kesenangan dan kepuasan (lust principle) yang merupakan sumber nafsu kehidupan, yakni hasrat-hasrat biologis (libido-sexualis) dan bersifat a-sadar, a-moral a-sosial dan egoistis. Das Ich (aku=ego), sifatnya lebih baik dari pada das Es, das Ich dapat mengerti dunia a-sadar, a-sosial dan a-moral ,lebih realistis tapi belum ethis.Yang ketiga das Uber Ich (superego), ini adalah bagian jiwa yang paling tinggi dan paling sadar norma dan paling luhur, bagian ini sering dinamakan budinurani (consciencia). Superego atau das Uber Ich ini selalu menjunjung tinggi nilai-nilai moral, ethika dan religious. (Muhammad, 1986) 3 Faham monoisme atau yang terkenal juga dengan faham materialisme memandang manusia hanya dari segi materi. Manusia tidak ada bedanya dengan alam semesta yang serba materi, manusia ialah apa yang nampak sebagai wujudnya. Sedangkan faham idealisme yang sering juga disebut dengan faham rasionalisme atau spiritualisme memandang manusia dari aspek mentalnya, jasmani atau tubuh hanya merupakan alat jiwa untuk melaksanakn tujuan, keinginan dan dorongan jiwa (rohani, spirit dan rasio) manusia. Selanjutnya faham Dualisme atau realisme yang melihat realita sebagai sintesa dua kategori animate dan inanimate, makhluk hidup dan makhluk mati. Manusia menurut faham ini adalah kesatuan antara rohani dan jasmani, jiwa dan raga. Faham ini juga berpendapat bahwa manusia adalah satu totalitas, sebagai satu individu dengan kepribadian yang unik baik sebagai ummat manusia keseluruhan maupun sebagai satu pribadi. Lebih lanjut faham ini mengakui adanya potensi hereditas di samping realita lingkungan yang sebagai faktor luar. ((Muhammad, 1986) Anthropologi metafisika berkesimpulan bahwa hakikat manusia merupakan integritas antara kesadaran-kesadaran:
1. Manusia sebagai makhluk individu yang memiliki keunikan tersendiri, jadi setiap manusia mempunyai cirri khas masing-masing yang membedakan dari manusia yang lainnya,
 2. Manusia sebagai makhluk sosial, yang berarti bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Orang lain di sini minimal adalah orang tuanya atau keluarganya sendiri, dan
 3. Manusia sebagai makhluk susila maksudnya adalah bahwa manusia adalah makhluk yang bermoral dan sadar akan norma dan nilai-nilai. Menurut pandangan Islam Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dibanding dengan makhluk-makhluk lain.
Kelebihan manusia dibanding makhluk lain adalah karena mereka diberi akal sekali gus nafsu oleh Allah, jika manusia mampu memanfaatkan dua hal ini dengan baik dan optimal maka akan membuatnya menjadi sosok yang hebat dan luar biasa. “Sungguh aku telah jadikan manusia sebaik-baik kejadian.(QS. 95 : 4) 4 Secara fisik manusia jelas sangat sempurna dan lebih baik apabila dibandingkan dengan makhluk lain dari kelompok manapun. Sehebat-hebatnya binatang keadaan fisiknya akan di bawah manusia dari kelas yang paling rendah. Secara mental manusia jelas berada di atas derajat semua makhluk yang ada, termasuk malaikat sekalipun yang notabene mereka diciptakan dari ruh dan selalu taat dan patuh kepada Tuhan dan tidak pernah sedikitpun membangkang kepada-Nya. Hal ini terbukti ketika penciptaan manusia pertama yang bernama Adam, para malaikat protes kepada Allah, karena menurut prediksi mereka manusia hanya akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah di muka bumi. Maka Allah mengajarkan nama-nama barang kepada Adam bukan kepada malaikat, karena mereka tidak memiliki nafsu yang bisa mendorong keilmuannya berkembang dan maju, ilmu mereka hanya sebatas yang diberikan oleh Allah dan tidak akan tumbuh dan berkembang , sehingga ketika Allah memberitahu Adam untuk meminta para malaikat menyebutkan nama barang-barang yang ada, merekapun tidak bisa menyebutkannya, Di sinilah bukti kelebihan manusia dibanding malaikat. Sedangkan, Hakikat manusia dari sundut pandang psikologi pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya. e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati 5 f. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas g. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat. h. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial. (pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_12.html) Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa manusia dari sisi penciptaannya ialah makhluk Tuhan yang paling sempurna bila dibandingkan dengan makhluk lain yang secara individu ia memiliki keunikan tersendiri, manusia juga sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk susila. Manusia terdiri dari dua komponen yaitu jasmani dan ruhani yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Manusia memiliki hasrat biologis (libido sexualis) yang hanya menuntut kepuasan, mempunyai ego atau ‘aku’ yang lebih bersifat realistis, dan superego yang sangat besifat ethis. Sedangkan dari sisi ilmu psikologi pendidikan bahwa manusia itu mendidik, memerlukan pendidikan sebagai bukti eksistensi dan upaya mempertahankan dan mengembangkan sekaligus meneruskan keberadaannya. Apapun dan bagaimanapun kesimpulan ilmu pengetahuan dan filsafat tentang hakikat manusia, namun pengertian atau kesimpulan tersebut bertujuan untuk dijadikan sebagai dasar dalam pembinaan kepribadian manusia. Dengan memahami dan mengerti hakikat manusia pembinaan aspek-aspek kepribadian menjadi lebih terarah pada sasaran yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar